https://saayun.ppj.unp.ac.id/index.php/saayun/issue/feedSAAYUN2024-10-03T07:03:05+00:00Open Journal Systems<p><strong>JURNAL SAAYUN</strong> ISSN: published by Fakultas Bahasa & Seni Universitas Negeri Padang. the Jurnal Saayun was published 2 (two) times in Juni, December containing articles / research articles in the fields of dance and learning. Loading text produced by the editing group, the manuscript used is the script that passes and has never / will not move to another journal.</p>https://saayun.ppj.unp.ac.id/index.php/saayun/article/view/48Tari Piriang Di Ateh Karambie di Kanagarian Payo Kelurahan Tanah Garam Kecamatan Lubuk Sikarah Kota Solok; Tinjauan Estetika2024-07-19T04:39:28+00:00Ridho Auliaridhoaulia290101@gmail.comDesfiarnidesfiarni@fbs.unp.ac.idPenelitian ini bertujuan mengungkapkan dan mendeskripsikan nilai estetika Tari Piriang di Ateh Karambie Kenagarian Payo Kelurahan Tanah Garam Kecamatan Lubuk Sikarah Kota Solok. Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan menggunakan metode deskriptif analitis. Instrumen dalam penelitian ini adalah peneliti sendiri dan dibantu dengan instrumen pendukung seperti alat tulis, kamera foto dan alat percakapan audio. Jenis data menggunakan data primer dan data sekunder. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan cara studi kepustakaan, observasi/ pengamatan, wawancara dan dokumentasi. Langkah-langkah menganalisis data adalah reduksi data, model data (data display) dan penarikan/ verifikasi kesimpulan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa wujud dari segi bentuk dan susunan dari unsur utama (gerak) terdiri dari Maangin, Bacamin, Cancang Tagak, Ramo-ramo bagaluik, Bajalan di Ateh Karambie, Tuduang Daun, Sairiang Salangkah dan Cancang Duduak dan deskripsi gerak ditemukan gerakan dominan adalah Cancang Tagak dengan ciri-ciri gerak yaitu seperti gerak memotong dengan posisi berdiri. Dari wujud unsur penunjang bentuk dan susunan adalah pola lantai dibentuk oleh formasi penari secara garis besar yaitu pola dua baris berbanjar kebelakang. Tarian ini biasanya ditarikan oleh 6 orang penari atau genap. Tari ini menggunakan alat musik talempong, serunai dan gendang tasa. Busana penari terdiri dari tikuluak tanduak, suntiang, baju kuruang basibah dan kain songket. Properti yang digunakan yaitu piriang limo, kemiri, dan kelapa kering yang sudah tua. Pertunjukan tari Piriang di Ateh Karambie menggunakan pentas terbuka ( arena ) tergantung tempat penampilannya. Bobot dalam tari terdiri dari suasana yang mengambarkan kegembiraan masyarakat Payo dalam panen kelapa, gagasan atau ide yang terdapat pada Tari Piriang di Ateh Karambie yaitu filosofi sebagai penggambaran perjuangan hidup masyarakat Minangkabau harus mampu dan kuat untuk bertahan menghadapi keras dan kuatnya ujian kehidupan. Penampilan kesenian terdapat tiga unsur yang berperan yaitu bakat yang didapat berkat keturunanya, keterampilan yang yang diperoleh melalui lembaga formal seperti lembaga pendidikan dan non formal seperti sanggar dan sarana atau media yang diberikan lembaga formal dan non formal serta peran pemerintah daerah. 2024-11-01T00:00:00+00:00Copyright (c) 2024 SAAYUNhttps://saayun.ppj.unp.ac.id/index.php/saayun/article/view/101Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Pembelajaran Tari Piring Tradisi Melalui Metode Drill di Kelas XI. F6 SMA N 14 Padang2024-10-03T07:03:05+00:00Qonita Hesthia Marchelqonitahestiamarcel@gmail.comSyeilendrasyeilendra@fbs.unp.ac.idTujuan penelitian ini adalah agar diketahui peningkatan hasil belajar tari Piring kuno dengan metode eksperimen pada kelas XI. F6 SMA N 14 Padang. Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelompok atau “penelitian tindakan kelas” yang dilaksanakan dalam 2 siklus dengan tahapan perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi. Alat dalam penelitian ini adalah peneliti sendiri dan bantuan alat pendukung berupa alat perekam, kamera dan hasil tes. Data dikumpulkan lewat studi pustaka, observasi, wawancara dan literatur. Data dianalisis dengan rumus persentase. Hasil penelitian membuktikan bahwa pemakaian metode latihan dalam pembelajaran tari dapat merangsang semangat dan kinerja siswa dalam proses pembelajaran dan meningkat pada setiap sesinya, rata-rata hasil karya siswa semester I sebesar 72,1% dengan kriteria baik, pada termin kedua sebesar 74,7% rata-rata persentase kerja belajar siswa dengan kriteria baik, pada termin ketiga yaitu 80,8%. Setelah dilaksanakan siklus II, prestasi belajar siswa naik disetiap semester, rata-rata persentase prestasi akademik siswa pada semester I sebesar 85,1% sangat baik, pada semester II naik jadi 93,8% yang merupakan ukuran sangat baik. Hasil keterampilan praktik siswa dengan skor rata-rata 70,8 hingga 96% mengalami kemajuan sangat baik. Hasil penelitian ini mencapai taraf 85% yang merupakan taraf minimal (KKM) agar aktivitas siswa efektif terhadap hasil belajar siswa2024-11-01T00:00:00+00:00Copyright (c) 2024 SAAYUNhttps://saayun.ppj.unp.ac.id/index.php/saayun/article/view/65Tinjauan Koreografi Tari Piriang Badantiang di Rumah Gadang Karya Susas Rita Loravianti2024-08-12T16:14:36+00:00Muhammad Riyanmhdriyan1710@gmail.comDesfiarnidesfiarni@fbs.unp.ac.idPenelitian ini bertujuan untuk menjabarkan dan menganalisis serta mengevaluasi koreografi tari Piriang Badantiang di Rumah Gadang karya Susasrita Loravianti. Jenis penelitian yang digunakan adalah kualitatif dengan menggunakan metode deskriptif.Instrumen yang digunakan pada penelitian ini adalah peneliti sendiri dan didukung dengan alat pendukung seperti alat tulis dan kamera. Data dalam penelitian ini menggunakan data primer dan data sekunder.Teknik pengumpulan data dilakukan melalui penelitian kepustakaan, observasi, wawancara dan dokumentasi. Teknik Analisis Data Langkah-langkah analisis data meliputi pencatatan, pengorganisasian, dan interpretasi data yang dikumpulkan secara sistematis. Hasil penelitian menunjukkan bahwa bentuk koreografi dari tari Piriang Badantiang di Rumah Gadang Karya Susasrita Loravianti terdiri dari dua aspek, antara lain Proses Koreografi dan Bentuk Koreografi. 2024-11-01T00:00:00+00:00Copyright (c) 2024 SAAYUNhttps://saayun.ppj.unp.ac.id/index.php/saayun/article/view/91Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Seni Tari Dengan Menggunakan Metode Demonstrasi di SMA Negeri 1 Kecamatan Suliki2024-08-21T09:45:31+00:00Claudia Tary Ardyantireni.azwita8@mail.comFuji Astutifujiastuti@fbs.unp.ac.idPenelitian ini mengkaji kegunaan teknik demonstrasi dalam meningkatkan pembelajaran seni budaya, dengan penekanan khusus pada mata pelajaran seni tari. Penggunaan pendekatan demonstrasi memiliki potensi untuk meningkatkan nilai belajar siswa di SMA N 1 Kecamatan Suliki, khususnya di kelas XI IPA 3. Penelitian tindakan kelas (PTK) ini terdiri dari tahap persiapan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi. Penelitian ini dilaksanakan dalam dua siklus pembelajaran yang terdiri dari empat kali pertemuan, masing-masing terdiri dari dua kali pertemuan. Penelitian ini melibatkan 35 siswa kelas XI IPA 3 SMA Negeri 1 Suliki. Instrumen penelitian menggunakan lembar penilaian aktivitas belajaryang terdiri dari indikator keaktifan, keseriusan, percaya diri dan kerjasama. Dengan teknik analisis data berupa rumus persentase. Metode pengumpulan data menggukana pengukuran psikomotorik mengukur ruang, waktu, dan energi. Pada siklus I, rata-rata nilai siswa adalah 62,86%, sedangkan pada siklus II adalah 94,29%. Rata-rata tingkat keterlibatan siswa pada siklus I adalah 40,21%, sedangkan pada siklus II melonjak menjadi 81%. Hasilnya, pembelajaran berbasis demonstrasi meningkatkan prestasi akademik siswa kelas XI IPA 3 di SMA Negeri 1 Kecamatan Suliki, khususnya pada mata pelajaran seni tari. 2024-11-01T00:00:00+00:00Copyright (c) 2024 SAAYUNhttps://saayun.ppj.unp.ac.id/index.php/saayun/article/view/57Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Seni Tari Dengan Menggunakan Media Audio Visual Di SMP Negeri 42 Padang Kota Padang2024-07-30T09:29:15+00:00Aulia Nursalamah Retno Kinasih Auliaaulianursalamahretnokinasih@gmail.comfuji astutifujiastuti@fbs.un.ac.idPenelitian bertujuan untuk mengetahui upaya meningkatkan hasilLbelajarLsiswa kelas VIII 1 menggunakan media audio visual pada mata pelajaran seni budaya (tari) di SMP Negeri 42 Padang. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (PTK) terdiri dari empat tindakan yaitu perencanaan (plan), tindkaan (action), observasi (observation) dan refleksi (reflection). Penelitian dilaksanakan dalam dua siklus yang terbagi kedalam 4 kali pertemuan. Objek penelitian siswa kelas VIII 1 SMP Negeri 42 Padang. Instrument penelitian lembar penilaian aktifitas belajar terdiri dari indikator keaktifan, keseriusan, percaya diri dan kerjasama, instrument kedua berbentuk penilaian keterampilan (praktek) siswa. Teknik analisis data berupa rumus presentase. Hasil penelitian menunjukan aktivitasLbelajarLsiswa dengan menggunakan media audio visual mampu meningkat dalam hal keaktifan, keseriusan, percaya diri dan Kerjasama yang baik dalam menampilkan gerak tari. Hasil aktivitasLbelajarLsiswa padaLsiklusLI memperoleh nilai terendah yaitu 4 point dan nilai tertinggi sebesar 11 point secara keseluruhan padaLsiklusLI memperoleh nilai kurang baik (50%) sedangkan padaLsiklusLII mengalami peningkatan dengan perolehan nilai terendah yaitu 8 point sedangkan nilai tertinggi yaitu 11 point secara keseluruhan padaLsiklusLII diperoleh nilai kategori baik (81%). Hasil keterampilan (praktek) siswa padaLsiklusLI termasuk kategori rendah dengan nilai terendah yaitu 35 point dan nilai tertinggi yaitu 80 point dengan perolehan 4 orang siswa tuntas (13%), setelah dilakukan refleksi padaLsiklusLII siswa mulai memahami materi yang disampaikan melalui media audio visual sehingga terjadi peningkatan hasil belajar dimana diperoleh nilai terendah adalah 70 point sedangkan nilai tertinggi 100 point dengan perolehan siswa tuntas sebanyak 27 orang (90%) sesuai standar KKM sekolah. 2024-11-01T00:00:00+00:00Copyright (c) 2024 SAAYUNhttps://saayun.ppj.unp.ac.id/index.php/saayun/article/view/85Rekonstruksi Tari Piring di Kelurahan Sukaraja Kecamatan Sukaraja Kabupaten Seluma Provinsi Bengkulu2024-08-19T10:31:13+00:00Aditia Aji Pangestuadittumbuan@gmail.comDesfiarnidesfiarni@gmail.comPenelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan dan merekontruksi Tari Piring yang ada di Kelurahan Sukaraja Kecamatan Sukaraja Kabupaten Seluma Provinsi Bengkulu. Jenis penelitian yang digunakan adalah kualitatif dengan pendekatan deskriptif. Lokasi penelitian di Kelurahan Sukaraja Kecamatan Sukaraja Kabupaten Seluma Provinsi Bengkulu. Instrumen peneliti sendiri dan dibantu dengan alat pendukung berupa alat recorder, kamera, kamera video, alat tulis dan handphone. Data primer dan data sekunder digunakan dalam penelitian. Teknik pengumpulan data meliputi studi pustaka, wawancara, observasi dan dokumentasi. Analisis data dimulai dengan pengumpulan data, reduksi data, melaksanakan display data atau penyajian data, mengambil kesimpulan/verifikasi. Hasil penelitian mengemukakan bahwa Tari Piring di Kelurahan Sukaraja merupakan kegiatan yang berhubungan dengan aktivitas masyarakat suku serawai. Tari Piring ini berkembang di Kelurahan Sukaraja Kecamatan Sukaraja Kabupaten Seluma Provinsi Bengkulu sebelum tahun 1945 yang mana dipelajari oleh Amril Saip di tahun 1950an. Dari hasil penelitian ini ditemukan Rekontruksi Tari Piring di Kelurahan Sukaraja Kecamatan Sukaraja Kabupaten Seluma Kabupaten Bengkulu. Aspek yang dianalisis peneliti adalah menyusun dan merekonstruksi gerak , kostum, pola lantai Tari Piring. Pada awalnya Tari Piring ini belum memiliki gerakan yang baku dan terstruktur, setelah dilakukan rekonstruksi maka dihasilkan sebuah susunan gerakan Tari Piring yang tersusun dan jelas. Mulai dari posisi awal, gerak mencak Langkah tigo, Gerak Pembuka, Gerak Betepiak, Gerak Beayun, Gerak Nundo, Gerak Ngelipat, Gerak Ngangkat Hentak, Gerak Tusuak Samping, Gerak Ngelipat Duduak, Gerak Tusuak Angkat, Gerak Penutup. Pola lantai Tari Piring ini dahulunya hanya berputar-putar pada satu posisi saja, akan tetapi setalah dilakukan rekontruksi pola lantai mulai divariasikan seperti lurus dan diagonal. Kostum yang digunakan sebelumnya hanya menggunakan baju koko muslim, sarung dan peci nasional. Sedangkan setelah direkonstruksi mulai memperkenalkan kostum tari yang tetap mengacu pada baju adat daerah setempat.2024-11-01T00:00:00+00:00Copyright (c) 2024 SAAYUNhttps://saayun.ppj.unp.ac.id/index.php/saayun/article/view/54Perkembangan Kesenian Tradisi Kompangan sebagai Tari Rebana Melayu Di Desa Muaro Jambi Kecamatan Maro Sebo Kabupaten Muaro Jambi Provinsi Jambi2024-07-24T05:12:53+00:00Mega Bintang Putrimegabintang3010@gmail.comNerostinerosti@fbs.unp.ac.idPenelitian ini bertujuan untuk mendiskrisikan perkembangan Kesenian Tradisi Kompangan ke Tari Rebana Melayu di Desa Muaro Jambi. Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan metode deskriptif. Instrument penelitian ini adalah diri sendiri dan dibantu oleh masyarakat Desa Muaro Jambi dan juga beberapa instrument pendukung seperti alat tulis dan kamera. Jenis data menggunakan data primer dan data skunder. Teknik pengumpulan data di lakukan dengan cara studi kepustakaan,adalah mengumpulkan data,mendiskripsikan data dan menyimpulkan data. Hasil penelitian ini meunjukan Kesenian Tradisi Kompangan yang awalnya hanya berupa permainan alat musik kompangan saja sekarang di tampilkan juga dalam bentuk tarian yang di sebut Tari Rebana Melayu. Tari Rebana Melayu juga di bagi menjadi dua dalam penampilannya yaitu Tari Penyambutan dan Tari Arak-arakkan.Tari Penyambutan adalah suatu tarian ya dilakukan saat rombongan sanak keluarga pihak dari pengantin laki-laki akan diberikan sambutan tarian penyambutan sebelum melakukan proses arak-arakan menuju kediaman pengantin perempuan. Sedangkan Tari Rebana Melayu sebagai Tari Arak-arakkan adalah tari yang dilakukan pada saat dimana pihak pengantin laki-laki meuju ke kediaman pengantin perempuan dengan berjalan kaki, tari dan tabuhan kompangan akan mengiringi perjalanan mereka. Jumalah penari rebana melayu dilakukan oleh 20 orang penari laki-laki.Kedua tari ini tidak memiliki banyak perbedaan dalam segi kostum,alat musik,jumlah penari,musik iringan dan jenis pola lantai. Perbedaan kedua tari ini hanya terdapat dari segi syair dan gerak.2024-11-01T00:00:00+00:00Copyright (c) 2024 SAAYUNhttps://saayun.ppj.unp.ac.id/index.php/saayun/article/view/77Pengembangan Media Pembelajaran Tari di SMP Negeri 2 Koto XI Tarusan2024-08-16T01:42:56+00:00Khairinnisa Fitrifitrikhairinnisa@gmail.comYuliasmayuliasma@fbs.unp.ac.idPenelitian ini dilatarbelakangi oleh pembelajaran yang kurang bervariasi, suasana kelas tidak kondusif yang mengakibatkan siswa tidak fokus pada pelajaran, guru merasakan kewalahan dalam menerangkan pelajaran menggunakan buku cetak panduan, dan media yang digunakan belum menggunakan powerpoint interaktif. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengembangan media pembelajaran tari di SMPN 2 Koto XI Tarusan. Metode pengembangan yang digunakan adalah metode penelitian dan pengembangan atau R&D (Research and Development). Model pengembangan yang digunakan dalam penelitian ini adalah model pengembangan ADDIE, prosedur pelaksanaan model ADDIE dilaksanakan dalam lima tahap yaitu: 1) Analyse, 2) Design, 3) Development, 4) Implementation, 5) Evaluate dengan lembar validasi dan kuesioner sebagai alat pengumpulan data dari tiga orang validator dan 20 orang peserta didik kelas VII SMP Negeri 2 Koto XI Tarusan. Hasil penelitian ini media menggunakan powerpoint Interaktif pada mata pelajaran Seni Budaya (Tari) kelas VII SMP Negeri 2 Koto XI Tarusan dikategorikan sangat valid dengan presentase ahli desain yaitu 92% dan hasil sangat valid dari ahli media 90% dan ahli materi kategori valid 84% dan hasil kuis peserta didik diperoleh hasil 82% sangat praktis. Dengan demikian media powerpoint interaktif dinyatakan sangat valid dan dapat digunakan dalam pembelajaran seni tari dengan topik sejarah tari dan fungsi tari di Indonesia.2024-11-01T00:00:00+00:00Copyright (c) 2024 SAAYUNhttps://saayun.ppj.unp.ac.id/index.php/saayun/article/view/50Gaya Tari Salendang dalam Keturunan Puti-puti Tarusan di Kecamatan Koto XI Tarusan Pesisir Selatan2024-07-22T14:44:31+00:00Mirta Nur Saadanimirtamnsd30@gmail.comNerostinerosti@fbs.unp.ac.idTujuan penelitian ini adalah menganalisis gaya tari Salendang Puti-puti Tarusan keturunan Koto XI Tarusan Kabupaten Pesisir Selatan. Jenis penelitian adalah kualitatif dengan metode deskriptif analitis. Tipe datanya berupa data primer dan sekunder. Instrumen utama penelitian ini adalah peneliti sendiri dan dibantu dengan peralatan pendukung seperti alat tulis, kamera foto dan video. Teknik pengumpulan data dilakukan melalui penelitian kepustakaan yang meliputi observasi, wawancara dan dokumentasi. Tahapan analisis data yaitu pengumpulan data, deskripsi data dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Tari Salendang adalah salah satu tari tradisi yang telah lama punah di Kecamatan Koto XI Tarusan dimana keberadaannya selama ini tidak diketahui oleh masyarakat setempat dikarenakan tarian ini pada dahulunya hanya berkembang dan dibawakan di kalangan raja dan Puti-puti Tarusan saja. Dengan direkonstruksinya Tari Selendangini oleh Nerosti sejak tahun 2018-2024, maka peneliti mengkaji Gaya Tari Salendang dalam Keturunan Puti-puti Tarusan di Kecamatan Koto XI Tarusan Pesisir Selatan. Analisis Gaya Tari Salendangversi Tari Galombang ini difokuskan pada batang tubuh tari diantaranya sikap tubuh, tipe transisi gerak, dimensi gerak, bagian tubuh yang aktif serta aksi dan usaha, yang dilengkapi dengan notasi laban. Dari hasil analisis gerak-gerak Tari Salendang memiliki gaya atau ciri tersendiri dengan gerak yang dinamis, lincah dalam memainkan selendang. Bentuk gerak sesuai dengan tujuan tari ini yaitu menasehati anak raja yang mau melangsungkan pernikahan. Analisis bagian tubuh juga dapat dilihat pada notasi tari, sikap tubuh berdiri tegak, gerak dominan pada gerak kaki dan tangan. Gerak transisi adalah gerak anta yang menghubungan gerak A dengan gerak B. Dimensi gerak terdapat dimensi satu yaitu gerak limpapeh, gerak anjuang, gerak ikek dan gerak warih. Dimensi dua yaitu gerak anta, gerak balabeh, dan gerak bakuruang. Dan dimensi tiga yaitu gerak paga, limpapeh, dan gerak anjuang. Bagian tubuh yang aktif bergerak adalah gerak kaki dan tangan, namun diperkuat oleh gerak badan dan kepala. Hal ini dapat dilihat dari semua bentuk gerak sejalan melangkah dan mangayunkan salendang. Aksi dan usaha dalam Tari Salendang sudah bervariasi. Dalam setiap aksi adanya sebuah usaha dalam setiap gerakan. Sekarang Tari Salendang sudah berkembang pada masyarakat umum di Tarusan bukan dalam keturunan puti-puti saja. Oleh karena itu gaya Tari Salendang merupakan identitas Masyarakat Tarusan bukan identitas Puti-puti Tarusan saja. 2024-11-01T00:00:00+00:00Copyright (c) 2024 SAAYUNhttps://saayun.ppj.unp.ac.id/index.php/saayun/article/view/68Bentuk Penyajian Randai Tragedi Perang Sintuak di Sanggar Museum Perang Sintuak Kabupaten Padang Pariaman2024-08-14T09:50:24+00:00Diana Utari Anwardianautarianwar@gmail.comVenny Rosalina vennyrosalina91@gmail.comPenelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan mendeskripsikan Bentuk Penyajian Randai Tragedi Perang Sintuak di Sanggar Museum Perang Sintuak Kabupaten Padang Pariaman. Jenis penelitian yang digunakan adalah kualitatif dengan metode deskriptif. Instrumen dari penelitian ini adalah peniliti sendiri dan dibantu dengan instrumen pendukung seperti alat tulis dan kamera. Data dalam penelitian ini menggunakan data primer dan data sekunder. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan cara studi kepustakaan, observasi, wawancara dan dokumentasi. Salah satu nagari yang peneliti teliti yaitu Nagari Sintuak. Nagari Sintuak adalah sebuah Nagari/Desa yang ada diwilayah Kabupaten Padang Pariaman. Hasil penelitian ini mengemukakan tentang bentuk penyajian Randai yang memiliki beberapa unsur seni yaitu naskah/drama, gerak, musik, kostum, ekspresi dan akting. Randai Tragedi perang Sintuak merupakan bagian yang hidup dari warisan sejarah indonesia berakar dari peristiwa sejarah yang terjadi pada tanggal 7 Juni 1949, perang ini menandai momen tragis dalam perjuangan kemerdekaan indonesia. Nagari sintuak menjadi saksi bisu dalam pembantaian massal oleh kolonial Belanda, keberanian dan pengorbanan para pahlawan Sintuak terpatri dalam setiap gerak dan kata-kata dalam pertunjukan Randai Tragedi Perang Sintuak. Tempat pertunjukkan yang peneliti lakukan berlokasikan di Kantor Bupati Padang Pariaman. Dalam permainan Randai dimainkan secara berkelompok dengan membentuk lingkaran yang beranggotakan 10-12 orang bahkan lebih. Randai Tragedi Perang Sintuak memiliki enam legaran dan memiliki dua orang pedendang, lima orang pemusik dengan tokoh Sutan Anwar, Siti Aminah, Angku Jamaik, Pandeka, Jendral Belanda, dan Prajuritnya. Properti yang digunakan yaitu pistol sebagai senjata prajurit belanda.2024-11-01T00:00:00+00:00Copyright (c) 2024 SAAYUNhttps://saayun.ppj.unp.ac.id/index.php/saayun/article/view/44Makna Simbolik Tari Tak Oyai di Kanagarian Painan Timur Kecamatan IV Jurai Kabupaten Pesisir Selatan2024-05-27T09:13:15+00:00Tri Melfi Safitritrimelfis@mail.comNerostinerosti@fbs.unp.ac.id<p>Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan mendeskripsikan bagaimana dan apa makna tari tak oyai di Painan Kanagara Timur Kecamatan IV Jurai Kabupaten Pesisir Selatan. Metode penelitian adalah kualitatif dan deskriptif. Instrumen penelitiannya adalah peneliti sendiri dan dibantu dengan alat bantu seperti pulpen dan kamera. Data dikumpulkan lewatstudi pustaka, observasi, wawancara dan dokumentasi. Langkah-langkah dalam analisis data adalah reduksi data, deskripsi data, dan penarikan kesimpulan. Makna simbolik dari tari Tak Oyai di Kanagarian Painan Timur Sub Bagian IV Kabupaten Pesisir Selatan Jurai adalah tidak adanya kesulitan, penat atau kemalasan serta menghilangkan segala beban pikiran pada saat bersenandung dan menari. Gerakan dan makna tari Tak Oyai merupakan gerakan sambah terbuka yang bermakna menghormati keluarga tamu yang menonton. Gerak Tali Alui berarti kita tidak sendirian dalam bekerja, namun juga membutuhkan bantuan orang lain. Gerak Pacah artinya kita tidak sendirian dalam bekerja, namun juga membutuhkan bantuan orang lain. Gerak Siamang Bagapaian artinya memvisualisasikan dalam berkarya bahwa kita tidak sendirian namun juga membutuhkan bantuan orang lain. Gerak Titi Batang, bermakna keharmonisan dan kebersamaan dalam melakukan tari bersama. Gerak sambah Penutup, bermakna bahwa penampilan Tari Tak Oyai telah selesai ditampilkan. Pola lantai lingkaran bermakna sebagai kebersamaan, kekompakan dan saling tolong menolong antara masyarakat. Properti Tari Tak Oyai dimaknai untuk mengungkapkan kegembiraan dalam bekerja.</p>2024-11-01T00:00:00+00:00Copyright (c) 2024 SAAYUNhttps://saayun.ppj.unp.ac.id/index.php/saayun/article/view/96Penerapan Model Discovery Learning dalam Pembelajaran Tari di SMA Negeri 1 Padang Bolak2024-08-24T07:41:43+00:00Nindi Marbunnindimarbun20@gmail.comYuliasmayuliasma@fbs.unp.ac.idTujuan penelitian ini adalah untuk melihat apakah terdapat pengaruh penggunaan model Discovery Learning dalam pembelajaran tari di SMA Negeri 1 Padang Bolak. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan metode eksperimen. Populasi penelitian dalam penelitian ini adalah kelas X SMA Negeri 1 Padang Bolak dan sampelnya adalah kelas X-5 dengan memakai teknik random sampling. Instrumen dalam penelitian ini berupa tes tertulis (soal objektif), observasi dan teks. Metode analisis data menggunakan uji-t dengan menggunakan software SPSS. 2024-11-01T00:00:00+00:00Copyright (c) 2024 SAAYUNhttps://saayun.ppj.unp.ac.id/index.php/saayun/article/view/59Pengaruh Penerapan Metode Cooperative Learning Terhadap Hasil Belajar Tari Kreasi Kelas XI di Madrasah Aliah Negri 2 Solok Selatan Plus Keterampilan 2024-08-03T09:34:37+00:00Valensa Fitri valenfitrivalensa@gmail.comfuji astutifujiastuti@fbs.unp.ac.idTujuan penelitian ini secara umum adalah untuk mengetahui pe¬ngaruh penerapan metode cooperative learning terhadap hasil belajar tari krasi kelas XI di Madrasah Aliyah Negeri 2 Solok Selatan. Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian kuantitatif dengan menggunakan eksperimen. Teknik Pengumpulan Data Pengumpulan data adalah prosedur yang sistematik dan standar untuk memperoleh data yang diperlukan. Ada beberapa metode pengumpulan data dalam penelitian ini, yaitu: metode observasi, metode tes dan metode dokumentasi. Teknik Analisis Data Dalam penelitian ini teknik analisis data yang digunakan ialah teknik uji perbandingan rata-rata hasil belajar sesuai formula Uji-t. Karena sekarang ini, sudah banyak yang menggunakan uji formula (rumus) yang sama dalam pengolahan menggunakan software komputer, maka anilisis data dalam penelitian ini juga menggunakan software yang dimaksud yaitu dengan program SPSS versi 20. Berdasarkan hasil analisis data yang telah dilaksanakan, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut terdapat perbedaan hasil belajar seni budaya (tari) siswa antara penggunaan Metode Cooperative Learning dengan konvensional pada pembelajaran semester genap di man 2 solok selatan plus keterampilan Hal ini dibuktikan dengan malakukan pengujian hipotesis dengan nilai signifikasi sebesar 0,000 dan alpha (taraf kepercayaan) sebesar 0,05. Hal ini terlihat dari nilai rata-rata hasil belajar kelas eksperimen yaitu 87,7777 sedangkan nilai rata-rata hasil belajar kelas kontrol yaitu 76,1111. maka selisih kelas eksperimen dan kelas kontrol sebesar 9,95. Dengan di dapatkan nilai uji-t sebesa(4.497) Sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan antara rata-rata siswa yang menggunakan metode Cooperative Learning dengan konvensional besar selisihnya yaitu 9,95 dan uji-t sebesar (4.497) yang artinya ada pengaruh penggunaan metode cooperative learning dalam hasil belajar seni budaya(tari) pada siswa. 2024-08-15T00:00:00+00:00Copyright (c) 2024 SAAYUNhttps://saayun.ppj.unp.ac.id/index.php/saayun/article/view/89Penerapan Model Discovery Learning Sebagai Upaya Peningkatan Hasil Pembelajaran Seni Tari Di Kelas XI MIPA 2 SMA Negeri 1 Bengkulu Tengah2024-08-21T04:25:36+00:00Ririn Novelia Ichsan Ririn Novelia Ichsanririnnoveliaikhsan@gmail.comFuji Astutifujiastuti@fbs.unp.ac.idPenelitian ini bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar siswa melalui penerapan model discovery learning pada pembelajaran seni tari di kelas XI MIPA 2 SMA Negeri 1 Bengkulu Tengah. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian tindakan kelas yang terdiri dari empat tindakan yaitu perencanaan (planning), pelaksanaan tindakan (acting), pengamatan (observation), dan refleksi (reflection). Penelitian ini dilaksanakan dalam dua siklus pembelajaran yang terbagi ke dalam 4 kali pertemuan. Objek dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI MIPA 2 SMA Negeri 1 Bengkulu Tengah. Instrumen yang digunakan adalah tes pengetahuan (kognitif) dan lembar observasi. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah observasi, tes dan dokumentasi. Data dianalisi dengan menggunakan rumus persentase. Hasil aktivitas belajar siswa secara keseluruhan pada siklus I memperoleh nilai kurang baik 18 dengan persentase 6,3%. Sedangkan pada siklus II mengalami peningkatan dengan perolehan nilai 26,3 dengan persentase 9,2% dengan peningkatan yang sangat baik. Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa pada siklus I nilai rata-rat hasil belajar siswa diperoleh 66,3 terdapat 7 siswa yang tuntas dengan persentase 20% dan 28 siswa tidak tuntas dengan persentase 80%, setelah dilakukan refleksi pada siklus II siswa mulai memahami materi yang disampaikan melalui penerapan model discovery learning sehingga terjadi peningkatan hasil belajar, dimana diperoleh nilai rata-rata hasil belajar siswa 86,5 terdapat 35 siswa yang tuntas dengan persentase 100% (melebihi target dari perencanaan awal yaitu 85%). Berdasarkan hal tersebut dapat disimpulkan bahwa dengan menerapkan model discovery learning pada pembelajaran seni tari di kelas XI MIPA 2 SMA Negeri 1 Bengkulu Tengah dapat meningkatkan hasil belajar siswa.2024-11-01T00:00:00+00:00Copyright (c) 2024 SAAYUNhttps://saayun.ppj.unp.ac.id/index.php/saayun/article/view/55Tari Kejei Ritual Temuung’gong Dalam Pesta Perkawinan Di Desa Talang Leak II Kecamatan Bingin Kuning Kabupaten Lebong2024-07-24T05:19:16+00:00Jessica Nurmaizajessicanurmaizaarifna3@gmail.comNerostinerosti@fbs.unp.ac.idPenelitian ini bertujuan untuk memberikan gambaran secara rinci mengenai Tari Kejei Temuun'gong yang dipertunjukkan pada saat perayaan pernikahan di Desa Talang Leak II, Kecamatan Bingin Kuning, Kabupaten Lebong. Jenis penelitian ini menggunakan jenis kualitatif yang dibantu dengan metode deskriptif analisis. Penelitian ini melaksanakan observasi, wawancara serta dokumentasi untuk mengumpulkan data. Peneliti sendiri menjadi instrumen dalam penelitian ini dengan dibantu oleh alat tulis, kamera, telepon dan flashdisk. Data utama dan data sekunder merupakan jenis data penelitian. Langkah-langkah menganalisis data tersebut mengumpulkan data, kemudian mereduksi data, penyajian data lalu menarik kesimpulan. Temuan penelitian mengungkapkan bahwa Tari Kejei Ritual Temuun'Gong, yang ditampilkan pada saat perayaan pernikahan di Desa Talang Leak II, Kecamatan Bingin Kuning, Kabupaten Lebong, merupakan tarian tradisional yang dipuja dan memiliki unsur represif. Tarian ini diyakini sebagai ritual untuk memastikan keselamatan dan kesuksesan pasangan pengantin baru dalam kehidupan rumah tangga mereka. Komponen-komponen dari bentuk penyajian Tari Kejei Ritual Temuun'gong adalah: (1) Urutannya dimulai dengan dimulainya pemujaan sambei awal, diikuti dengan inisiasi tarian. Sebuah perkenalan dilakukan, diikuti dengan serangkaian pertukaran dan gerakan melingkar. Urutannya diakhiri dengan pemujaan sambei terakhir, diikuti dengan gerakan penutup, (2) Pola lantai terdiri dari dua garis horizontal yang lurus yang berorientasi ke arah depan dan pasangan, sambil membelakangi penonton, (3) Tiga alat musik tradisional dimainkan secara bersamaan: kulintang, redap, dan gong, yang diiringi lagu nyambei, (4) Penari wanita menggunakan kosmetik yang indah sementara penari pria tidak menggunakan riasan apa pun, (5) Pakaian penari pria terdiri dari baju belango teluk berwarna hitam dan celana panjang hitam, kulau, tapis, bros bunga serta selendang songket sementara penari wanita mengenakan baju kurung beludru merah dengan berbagai aksesoris seperti kain songket, teratai, jilbab jaring, sanggul, dan perhiasan lainnya seperti ikat pinggang, kalung, gelang, anting-anting, dan kembang emas, (6) Ada 14 orang yang berpartisipasi dalam pertunjukan tari, dengan setiap orang berpasangan dengan orang lain. Total ada 7 penari pria dan 7 penari wanita, (7) Properti yang digunakan adalah kain batik yang memanjang, (8) Pertunjukan tarian berlangsung di arena pada pagi hari, bertepatan dengan dimulainya perayaan pernikahan. Pertunjukan ini berlangsung selama 13 menit 48 detik. 2024-11-01T00:00:00+00:00Copyright (c) 2024 SAAYUNhttps://saayun.ppj.unp.ac.id/index.php/saayun/article/view/82Koreografi Tari Sokegh Nigho di Sanggar Tabu Sarumpun Jorong Pato Nagari Batu Bulek Kecamatan Lintau Buo Utara Kabupaten Tanah Datar2024-08-19T07:45:51+00:00Miftahul Jannahhultahul26@gmail.comNerostinerosti@fbs.unp.ac.idPenelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan dan menganalisis koreografi Tari Sokegh Nigho di Sanggar Tabu Sarumpun Jorong Pato, Nagari Batu Bulek, Kecamatan Lintau Buo Utara, Kabupaten Tanah Datar. Jenis penelitian adalah kualitatif dengan menggunakan metode deskriptif analitis. Jenis data adalah data primer dan data sekunder. Teknik pengumpulan data melalui tinjauan perpustakaan, observasi, wawancara dan pendokumentasian. Penelitian ini dilakukan oleh peneliti sendiri dengan dibantu instrument berupa alat bantu yaitu kertas, pena dan kamera audio dan audiovisual. Analisis data dilakukan dengan reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpualan. Hasil penelitian membuktikan bahwa Tari Skegh Nigho terinspirasi dari pekerjaan Masyarakat Jorong Pato Batu Bulek yaitu mengolah air nira menjadi gule aren. Sokegh artinya saka (gula aren) dan Nigho adalah Nira. Mata pencarian yang menjadi sumber ekonomi masyarakat Jorong Pato Nagari Batu Bulek Kecamatan Lintau Buo Utara Kabupaten Tanah Datar terekspresi dalam Tari Skegh Nigho dari mengambil aia nigho, mamasak (memasak) sokegh dan manjua (menjual) juga memasarkan sokegh. Penari Tari Sokegh Nigho bisa ditarikan oleh laki-laki dan perempuan, kadangkala ditarikan oleh 3 orang untuk kebutuhan sekolah, 6 hingga 15 orang untuk sebuah pergelaran resmi pemerintah. Kesimpulan, Kegiatan ekonomi masyarakat Jorong Pato Nagari Batu Bulek Kecamatan Lintau Buo Utara Kabupaten Tanah Datar yaitu membuat Sokegh Nigho.2024-11-01T00:00:00+00:00Copyright (c) 2024 SAAYUNhttps://saayun.ppj.unp.ac.id/index.php/saayun/article/view/53Analisis Struktur Gerak Tari Persembahan di Desa Sawang Laut Kecamatan Kundur Barat Kabupaten Karimun Provinsi Kepulauan Riau2024-07-23T09:44:12+00:00Juita Juitajuitawt@gmail.comFuji Astutifujiastuti@fbs.unp.ac.idTujuan Penelitian untuk mendeskripsikan dan menganalisis Struktur gerak tari Persembahan di Desa Sawang Laut Kecamatan Kundur Barat Kabupaten Karimun Provinsi Kepulauan Riau. Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan metode yang digunakan deskriptif analisis. Objek pada penelitian ini adalah tari Persembahan. Instrumen atau alat penelitian adalah peneliti sendiri dan dibantu instrument pendukung seperti Alat Tulis, Handphone, dan Flashdisk. Teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu observasi, wawancara, dan dokumentasi. Langkah-langkah yang dilakukan peneliti dalam menganalisis data yaitu melakukan observasi dan pengamatan, mendeskripsikan dan menganalisis struktur gerak tari Persembahan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Struktur gerak tari persembahan dianalisis sesuai dengan kerangka konseptual yang mencakup : 1) Tata hubungan elemen dasar yang meliputi unsur sikap dan gerak sebagai elemen dasar gerak tari dan motif sebagai tata hubungan antar elemen dasar.Pada tari Persembahan semua bagian subsistem tubuh ikut bergerak, tetapi yang paling dominan adalah gerak pada tangan dan kaki. 2) Tata hubungan hirarkis gramatikal yang terdapat pada tari Persembahan memiliki 45 motif yang terdiri dari 36 motif pokok dan 9 motif pengulangan, 13 frase, 6 kalimat, dan hanya memiliki 1 gugus. 3) Tari Persembahan memiliki tata hubungan sintagmatis dan juga memiliki tata hubungan paradigmatis. Tata hubungan sintagmatis terdapat pada tingkat motif, tingkat frase, dan tingkat kalimat. Sedangkan tata hubungan paradigmatis hanya terdapat pada beberapa tingkat motif saja. 2024-11-01T00:00:00+00:00Copyright (c) 2024 SAAYUNhttps://saayun.ppj.unp.ac.id/index.php/saayun/article/view/74Makna Gerak Tari Rangguk di Desa Debai Kecamatan Kumun Debai Kota Sungai Penuh Jambi2024-08-15T05:05:50+00:00Putri Wahyuniwahyuniputri670@gmail.comAfifah Asriatiafifahasriati@fbs.unp.ac.idPenelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan makna gerak tari Rangguk di Desa Debai Kecamatan Kumun Debai, Kota Sungai Penuh, Jambi. Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan pendekatan deskriptif. Instrumen penelitian adalah peneliti sendiri yang dibantu oleh alat tulis, kamera, dan flasdisk. Jenis data yang digunakan adalah data primer dan data sekunder. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan cara studi kepustakaan, observasi langsung, wawancara, dan dokumentasi. Dengan Teknik analisis data melalui langkah-langkah pengumpulan data, mendeskripsikan dan membuat kesimpulan yang dapat di pertanggungjawabkan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tari Rangguk merupakan tari tradisi yang tumbuh dan berkembang di desa Debai. Tari ini digunakan dalam upacara adat, tradisional dan penyambutan tamu yang berfungsi sebagai hiburan. dengan fungsi untuk upacara adat maupun hiburan. Hingga saat ini keberadaan tari Rangguk masih dilestarikan oleh masyarakat setempat, tarian ini menggambarkan keadaan sosial yang terdapat di lingkungan desa Debai, yaitu bertani. Di dalam tari Rangguk terdapat beberapa ragam gerak yang memiliki nama dan makna dalam setiap geraknya, yaitu; seperti Gerak Tangan Gemulai Kesamping sebagai pengambaran bentuk kegiatan seorang petani dalam menyebar benih kedalam petak sawah, gerak Sembah sebagai penggambaran dalam penghormatan, gerak Litak Liu Gando Sarumpun seperti pohon gando yang di tiup angin, gerak Menunduk dan Berdiri sebagai pengambaran dalam bekerja sama/gotong royong, gerak Tangan Gemulai Kebawah sebagai penggambaran menanam padi di sawah, gerak transisi yang di gunakan sebagai penghubung gerakan yang ada di dalam tari Rangguk, gerak Mengangguk sebagai penggambaran dalam berfikir, dan gerak Sembah Penutup sebagai penggambaran penghormatan. Dengan demikian gerak-gerak yang terdapat di dalam tari Rangguk merupakan cerminan masyarakat desa Debai bercocok tanam dan berfikir. Makna secara keseluruhannya merupakan kebersamaan dan rasa syukur terhadap Allah SWT. 2024-11-01T00:00:00+00:00Copyright (c) 2024 SAAYUN