Dini Bentuk Penyajian Tari Kejai Pancung Tebu dalam Acara Pesta Perkawinan di Desa Bungin

https://doi.org/10.24036/sy.v3i1.115

Authors

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menemukan dan mendeskripsikan bagaiamana Tari Kejai Pancung Tebu Dalam Acara Pesta Perkawinan di Desa Bungin Kecamatan Bingin Kuning Kabupaten Lebong Provinsi Bengkulu. Jenis penelitian yaitu penelitian kualitatif menggunakan metode dekskriptif analisis. Teknik pengumpulan data melalui studi pustaka, observasi, wawancara, dan dokumentasi. Instrument penelitian adalah peneliti sendiri yang dibantu oleh instrument pendukung seperti alat tulis, kamera, handphone, plesdisk. Jenis data adalah data primer dan data sekunder. Langkah langkah dalam menganalisi data adalah pengumpulan data, reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian menunjukan bahwa Tari Kejai Pancung Tebu Dalam Acara Pesta Perkawinan di Desa Bungin Kecamatan Bingin Kuning Kabupaten Lebong Provinsi Bengkulu merupakan tarian adat yang sakral dengan refrensional, yang dipercaya bahwa tari ini digunakan sebagai ritual untuk keselamatan pengantin dalam menjalankan rumah tangga. Unsur-unsur bentuk penyajian Tari Kejai Pancung Tebu terdiri dari : (1) Gerak mulai Menari, gerak siap berkenalan, gerak memberi dan menerima, gerak patah dayung, gerak melingkar, gerak penutup, (2) Pola Lantai menggunakan dua garis lurus horizontal dengan arah hadap kedepan dan berhadapan dengan pasangan dan membelakangi penonton. (3) Musik tari menggunakan tiga alat musik tradisional yaitu gong, kulintang, rebana. (4) Rias penari perempuan menggunakan rias cantik dan penari laki-laki tidak menggunakan rias apapun. (5) Kostum yang digunakan oleh penari laki-laki menggunakan kostum teluk belango hitam, celana dasar hitam, culau, tapis, selendang songket. Penari perempuan menggunakan baju kurung bludru merah, kain songket,selendang songket, ikat pinggang, sunting, kote-kote, sanggul, jilbab jaring, kalung, jurai-jurai, (6) Penari berpasangan dengan jumlah 10 orang 5 penari perempuan dan 5 penari laki-laki. (7) Properti yang digunakan adalah kain songket panjang. (8) Ditampilkan di arena panggung di dalam pada pagi hari ketika acara resepsi pernikahan dimulai dengan durasi tari 7 menit 23 detik.

Downloads

Download data is not yet available.

References

Agesa, S. D. (2023). Bentuk Penyajian Tari Galombang dalam Pesta Perkawinan di Sanggar Lindang Urek di Padang Tangah Payobadar Kecamatan Payakumbuh Timur Kota Payakumbuh. SAAYUN, 1(2), 34-44.

Daniati, Ni., Sastra, A. I., & Dharsono, D. (2018). Perempuan Kerinci Sebagai Ide Dalam Penciptaan Karya Seni Lukis. Gorga : Jurnal Seni Rupa, 7(2), 129. https://doi.org/10.24114/gr.v7i2.10975.

Desfiarni, D. (2004). Tari Luka Gilo: Sebagai Rekaman Budaya Minangkabau Praislam: dari Magis ke Seni Pertunjukan Sekuler (pp. 1-169). Kalika.

Desfiarni, D., Asriati, A., & Yuliasma, Y. (2018). Pengembangan Model Pertunjukkan Tari Indang Tagak dari Tradisi Lokal ke Seni Pertunjukkan Hiburan. Pdd. Sendratasik FBS UNP.

Edi Sedyawati. (1981). Pertumbuhan Seni Pertunjukan, Jakarta: Sinar Harapan.

Hidayah, S., Purwaningsih, E., Mumfangati, T., Wahyono, T. T., Saputra, G. A. M., Erwinsyah, R. G., & Amini, N. (2012). Sanggar Seni Sebagai Wahana Pewarisan Budaya Lokal: Studi Kasus Sanggar Seni Jaran Bondhag" Sri Manis" Kota Probolinggo. Direktorat Jenderal Kebudayaan.

Indrayuda. (2013). Tari Sebagai Budaya dan Pengetahuan. Padang: UNP Press

Moleong, Lexy J. (2010). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja. Rosdakarya.

Moleong, Lexy J. (2012). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja. Rosdakarya.

Oktaviani, R. D., & Desfiarni, D. (2021). Kemasan Tari Kejai Dalam Pesta Perkawinan Di Desa Tunggang Kecamatan Lebong Utara Kabupaten Lebong Provinsi Bengkulu. Jurnal Sendratasik, 10(4), 92-103.

Patricia, T. R., & Rosalina, V. (2023). Perubahan Bentuk Penyajian Tari Asyeik Ke Tari Asyeik Ngulang Aso di Sanggar Puti Sekanti Siulak Gedang, Kabupaten Kerinci. SAAYUN, 1(1), 149-159.

Soedarsono. (1977). Tari – Tarian Indonesia. Jakarta: Rineka Cipta.

Soedarsono. (1997). Tari-tarian Indonesia I”. Jakarta : Depertemen Pendidikan dan Kebudayaan.

Sugiyono, (2017). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: CV. Alfabeta.

Triagnesti, S. (2021). Bentuk Penyajian Tari Pisau Dua pada Acara Bimbang Adat di Desa Sendawar Kecamatan Semidang Alas Maras Kabupaten Seluma Provinsi Bengkulu (Doctoral dissertation, Universitas Negeri Padang).

Published

2025-02-12

How to Cite

Junita, D., & Desfiarni. (2025). Dini Bentuk Penyajian Tari Kejai Pancung Tebu dalam Acara Pesta Perkawinan di Desa Bungin . SAAYUN, 3(1), 77–88. https://doi.org/10.24036/sy.v3i1.115