Rekonstruksi Tari Piring di Kelurahan Sukaraja Kecamatan Sukaraja Kabupaten Seluma Provinsi Bengkulu
Abstract
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan dan merekontruksi Tari Piring yang ada di Kelurahan Sukaraja Kecamatan Sukaraja Kabupaten Seluma Provinsi Bengkulu. Jenis penelitian yang digunakan adalah kualitatif dengan pendekatan deskriptif. Lokasi penelitian di Kelurahan Sukaraja Kecamatan Sukaraja Kabupaten Seluma Provinsi Bengkulu. Instrumen peneliti sendiri dan dibantu dengan alat pendukung berupa alat recorder, kamera, kamera video, alat tulis dan handphone. Data primer dan data sekunder digunakan dalam penelitian. Teknik pengumpulan data meliputi studi pustaka, wawancara, observasi dan dokumentasi. Analisis data dimulai dengan pengumpulan data, reduksi data, melaksanakan display data atau penyajian data, mengambil kesimpulan/verifikasi. Hasil penelitian mengemukakan bahwa Tari Piring di Kelurahan Sukaraja merupakan kegiatan yang berhubungan dengan aktivitas masyarakat suku serawai. Tari Piring ini berkembang di Kelurahan Sukaraja Kecamatan Sukaraja Kabupaten Seluma Provinsi Bengkulu sebelum tahun 1945 yang mana dipelajari oleh Amril Saip di tahun 1950an. Dari hasil penelitian ini ditemukan Rekontruksi Tari Piring di Kelurahan Sukaraja Kecamatan Sukaraja Kabupaten Seluma Kabupaten Bengkulu. Aspek yang dianalisis peneliti adalah menyusun dan merekonstruksi gerak , kostum, pola lantai Tari Piring. Pada awalnya Tari Piring ini belum memiliki gerakan yang baku dan terstruktur, setelah dilakukan rekonstruksi maka dihasilkan sebuah susunan gerakan Tari Piring yang tersusun dan jelas. Mulai dari posisi awal, gerak mencak Langkah tigo, Gerak Pembuka, Gerak Betepiak, Gerak Beayun, Gerak Nundo, Gerak Ngelipat, Gerak Ngangkat Hentak, Gerak Tusuak Samping, Gerak Ngelipat Duduak, Gerak Tusuak Angkat, Gerak Penutup. Pola lantai Tari Piring ini dahulunya hanya berputar-putar pada satu posisi saja, akan tetapi setalah dilakukan rekontruksi pola lantai mulai divariasikan seperti lurus dan diagonal. Kostum yang digunakan sebelumnya hanya menggunakan baju koko muslim, sarung dan peci nasional. Sedangkan setelah direkonstruksi mulai memperkenalkan kostum tari yang tetap mengacu pada baju adat daerah setempat.Downloads
References
Anggraini, Sarah. (2022). Rekontruksi Tari Piring Suluah di Sanggar Seni Aguang Kelurahan
Sigando Kecamatan Padang Panjang Timur, Kota Padang Panjang. Skripsi Jurusan
Sendratasik. UNP.
Basrowi dan Suwandi. 2008. Memahami Penelitihan Kualitatif. Jakarta: rikneka cipta
Desfiarni, (2004). Tari Luka Gilo. Jogjakarta: Kalika.
Indrayuda, (2013). Tari sebagai budaya dan pengetahuan. UNP PRESS
Kuntowijoyo. (2018). Pengantar Ilmu Sejarah, Jogjakarta: Penerbit Tiara Wacana. Hal. 71-83.
Moleong, lexy.2007. Metedologi Penelitihan Kualitatif Edisi Revisi. Bandung: BPT Remaja
Rosdakarya
Nerosti, (2022). Rekonstruksi Tari Selendang Warisan Puti-Puti Tarusan. Sukabina Press.
Padang.
________. (2019). Dampieng Selendang Reconstruction in Building Milenial Generations
characters in the Fild of Dance. Jurnal.
Noviza, Junita. (2023). Rekontruksi Tari Batin di Sanggar Helau Budaya Kabupaten Tanggapus.
Skripsi Fakultas Ilmu Keguruan. UNILA.
Satyani, Gunarta (2021). Reka Ulang Koreografi Rejang Pala, Setelah 100 Tahun Menghilang:
Sebuah Rekontruksi Imajinatif. Institut Seni Indonesia Denpasar.hal.35
Soedarsono. (1977). Tari-Tarian Indonesia I. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
Jakarta. Indonesia.
Sugiyono. (2011). Metode penelitihan Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Alfabeta. Bandung
Published
How to Cite
Issue
Section
Copyright (c) 2024 SAAYUN
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.