Makna Simbolik Tari Tak Oyai di Kanagarian Painan Timur Kecamatan IV Jurai Kabupaten Pesisir Selatan
Keywords:
makna, Tari Tor-Tor Naposo Nauli Bulung, pesta perkawinanAbstract
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan mendeskripsikan bagaimana dan apa makna tari tak oyai di Painan Kanagara Timur Kecamatan IV Jurai Kabupaten Pesisir Selatan. Metode penelitian adalah kualitatif dan deskriptif. Instrumen penelitiannya adalah peneliti sendiri dan dibantu dengan alat bantu seperti pulpen dan kamera. Data dikumpulkan lewatstudi pustaka, observasi, wawancara dan dokumentasi. Langkah-langkah dalam analisis data adalah reduksi data, deskripsi data, dan penarikan kesimpulan. Makna simbolik dari tari Tak Oyai di Kanagarian Painan Timur Sub Bagian IV Kabupaten Pesisir Selatan Jurai adalah tidak adanya kesulitan, penat atau kemalasan serta menghilangkan segala beban pikiran pada saat bersenandung dan menari. Gerakan dan makna tari Tak Oyai merupakan gerakan sambah terbuka yang bermakna menghormati keluarga tamu yang menonton. Gerak Tali Alui berarti kita tidak sendirian dalam bekerja, namun juga membutuhkan bantuan orang lain. Gerak Pacah artinya kita tidak sendirian dalam bekerja, namun juga membutuhkan bantuan orang lain. Gerak Siamang Bagapaian artinya memvisualisasikan dalam berkarya bahwa kita tidak sendirian namun juga membutuhkan bantuan orang lain. Gerak Titi Batang, bermakna keharmonisan dan kebersamaan dalam melakukan tari bersama. Gerak sambah Penutup, bermakna bahwa penampilan Tari Tak Oyai telah selesai ditampilkan. Pola lantai lingkaran bermakna sebagai kebersamaan, kekompakan dan saling tolong menolong antara masyarakat. Properti Tari Tak Oyai dimaknai untuk mengungkapkan kegembiraan dalam bekerja.
Downloads
References
Alwi, Hasan dkk. (2007). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.
Amanda, A. P., & Nerosti, N. (2023). Bentuk Penyajian Tari Galombang Sanggar Umbuik
Mudo dalam Pesta Perkawinan di Nagari Sungai Asam, Kabupaten Padang Pariaman.
Jurnal Sendratasik, 12(1), 93-102.
Jazuli, Muhammad (2001). Paradigma Seni Pertunjukan. Yogyakarta: Yayasan Lentera
Budaya.
Lutiyasa, R., & Nerosti, N. (2022). Bentuk Penyajian Tari Iyo-iyo Pada Upacara Pengangkatan
Gelar Depati Ninik Mamak Di Desa Tanjung Pauh Mudik, Kerinci. Jurnal Sendratasik,
(2), 201-209.
Meri, La. (1986). Elemen-elemen Dasar Komposisi Tari. Terjemahan. Soedarsono.
Yogyakarta: Logaligo.
Saayun, Vol 2 No 2, 2024
Saayun: Jurnal Ilmiah Pendidikan Tari
Moleong, Lexi J. (2012). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja Rosdakarya
Moleong, Lexi J. (2017). Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja. Rosdakarya.
Nerosti, N. (2017). Character Building through Learning Traditional Dance" Tari Piring": An
Analysis of Relationship of Dance Style and Social Cultural Community of Pesisir
Selatan.
Nerosti, N. (2019). Nilai-Nilai Kearifan Lokal Melalui Tari Galombang Gaya Sasaran: Studi
Sasaran Sebagai Sarana Pendidikan Kultural. Dance and Theatre Review, 2(1).
Nerosti, N. (2019). Nilai-Nilai Kearifan Lokal Melalui Tari Galombang Gaya Sasaran: Studi
Sasaran Sebagai Sarana Pendidikan Kultural. Dance and Theatre Review, 2(1).
Nurfiana, M., & Nerosti, N. (2020). Tari Cangget Pilangan Di Daerah Abung Selatan
Kabupaten Lampung Utara: Tinjauan Koreografi. Jurnal Sendratasik, 10(1), 271-278.
Poerwadarminta W.J.S. (1976). Kamus Umum Bahasa Indonesia, PN Balai. Pustaka.
Saussure, Ferdinand De.2010. Harapan Atas Semutika. Jakarta : Kanal.
Soedarsono. (1986). Pengantar Pengetahuan dan Komposisi Tari. Jakarta: DepDikBud.
Tri Puteri, R R. 2012. Makna Simbolik Tari Mantang Aghi di Desa Meringang Kecamatan
Dempo Utara Kota Paragalam Provinsi Sumatera Selatan. Skripsi. Universitas Negeri
Yogyakartra.
Published
How to Cite
Issue
Section
Copyright (c) 2024 SAAYUN
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.