Tari Kejei Ritual Temuung’gong Dalam Pesta Perkawinan Di Desa Talang Leak II Kecamatan Bingin Kuning Kabupaten Lebong

https://doi.org/10.24036/sy.v2i1.55

Authors

Keywords:

fungsi, Tari Kejei, Ritual Temuun’gong, Desa Talang Leak II Kecamatan Bingin Kuning Kabupaten Lobong.

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk memberikan gambaran secara rinci mengenai Tari Kejei Temuun'gong yang dipertunjukkan pada saat perayaan pernikahan di Desa Talang Leak II, Kecamatan Bingin Kuning, Kabupaten Lebong. Jenis penelitian ini menggunakan jenis kualitatif yang dibantu dengan metode deskriptif analisis. Penelitian ini melaksanakan observasi, wawancara serta dokumentasi untuk mengumpulkan data. Peneliti sendiri menjadi instrumen dalam penelitian ini dengan dibantu oleh alat tulis, kamera, telepon dan flashdisk. Data utama dan data sekunder merupakan jenis data penelitian. Langkah-langkah menganalisis data tersebut mengumpulkan data, kemudian mereduksi data, penyajian data lalu menarik kesimpulan. Temuan penelitian mengungkapkan bahwa Tari Kejei Ritual Temuun'Gong, yang ditampilkan pada saat perayaan pernikahan di Desa Talang Leak II, Kecamatan Bingin Kuning, Kabupaten Lebong, merupakan tarian tradisional yang dipuja dan memiliki unsur represif. Tarian ini diyakini sebagai ritual untuk memastikan keselamatan dan kesuksesan pasangan pengantin baru dalam kehidupan rumah tangga mereka. Komponen-komponen dari bentuk penyajian Tari Kejei Ritual Temuun'gong adalah: (1) Urutannya dimulai dengan dimulainya pemujaan sambei awal, diikuti dengan inisiasi tarian. Sebuah perkenalan dilakukan, diikuti dengan serangkaian pertukaran dan gerakan melingkar. Urutannya diakhiri dengan pemujaan sambei terakhir, diikuti dengan gerakan penutup, (2) Pola lantai terdiri dari dua garis horizontal yang lurus yang berorientasi ke arah depan dan pasangan, sambil membelakangi penonton, (3) Tiga alat musik tradisional dimainkan secara bersamaan: kulintang, redap, dan gong, yang diiringi lagu nyambei, (4) Penari wanita menggunakan kosmetik yang indah sementara penari pria tidak menggunakan riasan apa pun, (5) Pakaian penari pria terdiri dari baju belango teluk berwarna hitam dan celana panjang hitam, kulau, tapis, bros bunga serta selendang songket sementara penari wanita mengenakan baju kurung beludru merah dengan berbagai aksesoris seperti kain songket, teratai, jilbab jaring, sanggul, dan perhiasan lainnya seperti ikat pinggang, kalung, gelang, anting-anting, dan kembang emas, (6) Ada 14 orang yang berpartisipasi dalam pertunjukan tari, dengan setiap orang berpasangan dengan orang lain. Total ada 7 penari pria dan 7 penari wanita, (7) Properti yang digunakan adalah kain batik yang memanjang, (8) Pertunjukan tarian berlangsung di arena pada pagi hari, bertepatan dengan dimulainya perayaan pernikahan. Pertunjukan ini berlangsung selama 13 menit 48 detik. 

Downloads

Download data is not yet available.

References

Trizilia, E. K. (2014). Fungsi Tari Kejei pada Upacara Perkawinan di Curup Kabupaten

Rejang Lebong Provinsi Bengkulu.

Kartika, S. E., Trizilia, E. K., & Sumaryadi, S. (2019, June). The Social Ethics Values in Dancing

Motions of Kejei Dance on Rejang Ethnic Marriage Tradition in Curup Rejang Lebong

Saayun, Vol 2 No 2, 2024

Saayun: Jurnal Ilmiah Pendidikan Tari

Bengkulu. In International Conference on Art and Arts Education (ICAAE 2018) (pp.

-215). Atlantis Press.

Romundang, P. S., Wulan, S. R., & Pamadhi, H. (2019, June). An Epistemological Study of

Rejang Tribe’s Kejei Dance in Bengkulu Province. In International Conference on Art

and Arts Education (ICAAE 2018) (pp. 108-111). Atlantis Press.

Indrayuda, I. (2013). Tari Sebagai Budaya dan Pengetahuan (pp. 1-210). UNP Press.

Jazuli, M. (1994). Telaah teoritis seni tari. Semarang: IKIP Semarang Press. Jazuli, M. (2008).

Paradigma kontekstual pendidikan seni. Semarang: Unesa University Press.

Fatmawati, A., & Asriati, A. (2013). Fungsi Tari Kelik Lang dalam Upacara Adat Perkawinan di

Kelurahan Pulau Temiang Kabupaten Tebo. Jurnal Sendratasik, 2(1), 18-25.

Widha Ayu Anggraini, Yohanis F, La Kahija. (2016) “Makna Menjadi Penari Jawa: Sebuah

Interpretative Phenomenological Analysis” Jurnal Empati, Agustus 2016, Volume 5(3),

-603

Kussudiardja, B. (1992). Dari klasik hingga kontemporer. Yogyakarta: Padepokan Press.

Rahmida, Setiawati. (2008). Seni Tari. Jakarta: Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah

Kejuruan, Direktorat Jendral Manajemen Pendidikan Dasar Dan Menengah,

Departemen Pendidikan Nasional.

Tridayanti, G. (2014). Fungsi Tari Rembara Sebagai Media Komunikasi Budaya Pada

Masyarakat Di Kabupaten

Paser. Journal Ilmu Komunikasi, 2, 396-405.

Apindis, G. A. M. C., Hanum, S. H., & Hartati, S. (2018). Makna simbolik tari Kejei suku

Rejang. Jurnal Sosiologi Nusantara, 4(2), 64-75.

Oktaviani, R. D., & Desfiarni, D. (2021). Kemasan Tari Kejai Dalam Pesta Perkawinan Di Desa

Tunggang Kecamatan Lebong Utara Kabupaten Lebong Provinsi Bengkulu. Jurnal

Sendratasik, 10(4), 92-103.

Published

2024-11-01

How to Cite

Nurmaiza, J., & Nerosti. (2024). Tari Kejei Ritual Temuung’gong Dalam Pesta Perkawinan Di Desa Talang Leak II Kecamatan Bingin Kuning Kabupaten Lebong. SAAYUN, 2(2), 168–175. https://doi.org/10.24036/sy.v2i1.55

Most read articles by the same author(s)